Jumat, 09 April 2010

SOFT SKILL DI MATA BPK. ISA SETIASYAH TOHA

Dibalik perayaan Dies Natalis POLMAN ke-33 yang cukup meriah di tahun ini, tenyata terselip sebuah kepuasan dan antusiasme yang sangat positif dari bapak direktur kita Bpk. Isa Setiasyah Toha, ini dibuktikan melalui sebuah pernyataan Bpk. Isa sendiri,” Saya, sangat mengapresiasi dengan baik acara ini, saya cukup puas, bahkan saya tertarik untuk lebih memperbanyak acara serupa untuk mahasiswa maupun para civitas akademik POLMAN Bandung” seru Pak Isa.
Bila diartikan lebih lanjut ternyata niat baik Bpk. Isa tersebut bukan hanya didasari keinginan mengadakan acara – acara yang bersifat hura – hura saja, melainkan lebih mengutamakan keakraban antar mahasiswa dan pegawai bahkan khususnya keakraban mahasiswa dengan seluruh civitas akademik POLMAN lainnya tentunya ini dapat terwujud melalui kegiatan-kegiatan kebersamaan seperti makan bersama, melakukan games – games seru bersama, karena kegiatan – kegiatan tersebut secara tidak langsung membimbing para mahasiswa untuk belajar lebih mengenal dan berkomunikasi dengan sopan dengan seluruh civitas akademik lainnya (staff non jurusan, jurusan, maupun GS dan tak terkecuali staff keamanan).
Mengapa acara 'pengembangan Soft skill' ini begitu penting??
“Acaranya tidak harus besar – besaran! Yang penting dapat menjadi 'slot' untuk membentuk mahasiswa POLMAN yang berjiwa leader dan penuh inovasi, Karena dalam kehidupan di industri, mahasiswa lulusan Polman tidak di cetak untuk menjadi seorang pekerja,melainkan pemimpin, dan bukan saja menjadi pemimpin yang hebat tetapi dia mempunyai kemampuan bersosialisasi yang baik untuk memimpin orang – orang yang bekerja bersamanya nanti.” seru Pak Isa. Kegiatan – kegiatan kebersamaan tersebut adalah salah satu alat pengembangan softskill karena menurut Pak Isa acara yang sederhana sekalipun apabila dilakukan terus menerus dapat membangkitan kebersamaan dan membawa mahasiswa menjadi pribadi 'leader' secara alami melalui interaksinya dengan banyak orang . Bila terlalu jauh sasarannya yakni seluruh civitas akademik, Pak Isa mengharapkan minimal kegiatan - kegiatan tersebut dilakukan antar mahasiswa.
Belumkah Pak Isa menemukan kegiatan yang benar – benar mengasah softskill mahasiswa di POLMAN? “Saya rasa UKM- UKM yang ada maupun BEM sudah bergerak dijalur pengembangan softskill tersebut, hanya saja mungkin masih kurang dalam soal melibatkan seluruh mahasiswa, kalau boleh dibilang mahasiswa POLMAN itu terlalu serius! Saya tidak mau mereka kehilangan masa muda.” canda Pak Isa.
Biasanya ketidakterlibatan mahasiswa dalam kegiatan – kegiatan tersebut condong disebabkan oleh alasan kesibukan kuliah dan jadwal pengerjaan tugas yang cukup padat. Apa pendapat Pak Isa?
“Padatnya kegiatan akademik yang dirasakan mahasiswa di polman memang seperti itu pada kenyataannya. Karena paradigma lama seperti itu yang telah dibangun dan berkembang pada mindset mahasiswa polman, ini membuat celotehan mengenai kelelahan mahasiswa POLMAN terlalu menguat dan bahkan sering kali ditularkan pada mahasiswa baru. Sehingga terkadang secara tidak langsung menciptakan kegiatan perkuliahan yang kurang menyenangkan, baik yang dirasakan mahasiswa maupun para pengajar, maka dari itu sekali lagi seharusya mahasiswa polman mengubah paradigma tersebut sehingga kegiatan perkuliahan dapat menyenangkan dan efektif seperti mengikuti kegiatan yang bersifat non-akademik, UKM, HIMA, kegiatan-kegiatan berkumpul bersama teman-teman, maupun kegiatan penelitian antar mahasiswa dengan pengajar. kegiatan seperti itu dapat membangun softskill mahasiswa dalam bersosialisasi dan berinteraksi seperti kepedulian, sikap kritis, dan kemampuan komunikasi.” tutur Pak Isa.
Tentunya pengadaan kegiatan nonkurikuler yang ingin diperbanyak tersebut menimbulkan pernyataan tidakkah Pak Isa takut bahwa dengan jam kuliah yang banyak termakan kegiatan pengasahan softskill dapat menurunkan kualitas lulusan POLMAN? Namun, Pak Isa tidak ragu melainkan menjadikan ini sebuah tantangan bagaimana dengan waktu yang sedikit justru POLMAN dapat menjadikan lulusannya tetap berkualitas bahkan ditambah softskill yang sangat menunjang. Karena sejauh ini Pak Isa memperhatikan bahwa banyak alumni POLMAN yang tidak dapat bertahan untuk leading lebih dari 5 tahun di industri dan sayangnya ini dikarenakan kemampuan softskill yang kurang menunjang. Lulusan POLMAN yang notabene adalah lulusan D3 mampu untuk leading di industri lebih dulu dibanding para sarjana karena kompetensinya dalam hal praktik yang sangat baik, namun karena kemampuan membentuk jiwa leader yang kurang membuat para lulusan banyak terkalahkan oleh para sarjana yang akhirnya dapat menyeimbangkan antara knowledge and leadership.
Kesimpulannya adalah kegiatan apapun yang disebut kegiatan pengasahan softskill yang sedang berusaha dikembangkan dan dikampanyekan Pak Isa tidak bukan dan tidak lain ialah demi terwujudnya lulusan – lulusan POLMAN yang memiliki nilai lebih, yang dapat berperan baik sebagai leader maupun seorang inspirator rekan kerjanya (khususnya dirinya sendiri red.) yang dapat membawa nuansa akrab antar rekan kerja maupun atasannya maupun memberi banyak inspirasi di tempat kerjanya kelak. Dies Natalis baru – baru ini misalnya baginya merupakan sebuah simulasi yang baik untuk melibatkan mahasiswa beraktifitas dan membangun komunikasi yang baik dan sopan dengan seluruh orang – orang yang secara langsung maupun tidak langsung membantu pencapaian proses pendidikannya selama ini, seluruh staff jurusan, dosen, staff non jurusan,GS, maupun staff keamanan.
'Pers' Asri _ Maya'09

Komentar :

ada 0 komentar ke “SOFT SKILL DI MATA BPK. ISA SETIASYAH TOHA”

Posting Komentar

 

© 2009 Jurasicman. Published by JURASICMAN.

UKM PERS POLMAN BANDUNG : Admin : Ajie