DEPOK, POLMAN NEWS- Ajang tahunan Kontes Robot Indonesia (KRI) dan Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) kembali digelar. Kontes Robot paling bergengsi di Indonesia ini (KRI) menyesuaikan rule atau aturan ABU ROBOCON (Kontes Robot Internasional). Temanya pun disesuaikan dengan tema ABU ROBOCON, yaitu "Travel Together for the Victory Drums." Karena KRI juga bertujuan untuk mencari wakil Indonesia yang akan mengikuti ABU ROBOCON yang akan digelar di Tokyo, Jepang. Seleksi pertama KRI & KRCI dilakukan di tingkat regional yang dibagi ke dalam 4 regional. Penyisihan untuk regional I dilaksanakan di Politeknik Caltex Riau pada tanggal 2-3 Mei, untuk regional II di Universitas Indonesia (UI) pada tanggal 9-10 Mei 2009, regional III di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tanggal 12-13 Mei 2009, dan untuk regional IV di ITS Surabaya pada tanggal 16-17 Mei 2009. 3 besar dari setiap regional akan bertarung di tingkat nasional.Peserta untuk regional I sebanyak 13 tim KRI dan 35 tim KRCI, untuk regional II ada 19 tim KRI dan 57 tim KRCI, untuk regional III sebanyak 13 tim KRI dan 38 tim KRCI, dan untuk regional IV sebanyak 22 tim KRI dan 55 tim KRCI.Tahun ini juga akan dipertandingkan satu kategori baru yakni Kontes Robot Seni Indonesia (KRSI), yakni robot harus bisa menunjukkan aktivitas seni secara otomatis. Ada 12 tim KRSI yang dinyatakan lolos bertarung di tingkat nasional pada tanggal 6-7 Juni mendatang.
Rabu, 01 Juli 2009
Selasa, 30 Juni 2009
POLMAN BANDUNG MELENGGANG KE JOGJA
SAATNYA PEMBUKTIAN DIRI
DEPOK, POLMAN NEWS - Menjadi suatu kebanggaan bagi kita ketika Tim Nomaden berhasil menjadi juara pada Kontes Robot Indonesia 2009 Regional II. Segala jerih payah selama berbulan-bulan terbayar sudah. Namun, saat ini yang menjadi pertanyaan bagi tim Nomaden, sudah siapkah mereka bertarung di level yang lebih tinggi lagi dengan mengingat pencapaian mereka di babak penyisihan regional? Secara hasil mungkin bisa dibilang membanggakan, mereka berhasil membawa pulang predikat juara 1, akan tetapi dari segi kualitas performa masih kalah dibandingkan dengan robot Shiraru dari Universitas Pendidikan Indonesia. Robot Shiraru berhasil mencapai titik akhir terjauh dari semua robot yang bertanding. Sedangkan Nomaden, hanya sanggup mencapai check point 2. Bahkan ucapan “luar biasa” dari juri pun ditujukan untuk Shiraru. Ada apa ini ? Memang, Shiraru kalah oleh Nomaden di semifinal. Tetapi di pertandingan lainnya, UPI menampilkan sesuatu yang lebih baik. Mereka nampak lebih tenang walaupun pada saat melawan POLMAN malah kebalikannya, mungkin akibat diteriaki supporter POLMAN yang luar biasa semangatnya. Melihat hasil ini, tidak salah jika kita menyimpan rasa khawatir pada robot Nomaden, mengingat di level Nasional telah menunggu sang raja KRI, tim PENS-ITS yang selalu menampilkan kecepatan dan ketepatan. Untuk menepis kekhawatiran tersebut, tim Nomaden harus membuktikan diri pada seluruh Indonesia bahwa mereka mampu menjadi juara dengan mengalahkan tim yang diunggulkan, PENS-ITS. Dan juga membuktikan diri kepada Shiraru bahwa kita The Real Winner. Buktikan!!
Penjemputan Robot Pemukul, Titik yang Menentukan
HASIL KRI & KRCI REGIONAL II (JAWA BARAT, DKI, BANTEN)
Juara I : Tim Nomaden (Politeknik Manufaktur Negeri Bandung)
Juara II: Me_Cool (Politeknik Jakarta)
Juara III: Shiraru (Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung)
Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) Tingkat Regional II – 2009 :
Divisi Battle Expert
Juara I : DU-99 (Universitas Komputer Indonesia, Bandung)
Juara II : AXIOM (Institut Teknologi Bandung)
Juara III : MEKKAH (Universitas Indonesia)
Divisi Senior Beroda
Juara I: -DU114-V9 (Universitas Komputer Indonesia, Bandung)
Juara II dan III tidak ada karena tim lainnya tidak berhasil menyelesaikan
tugas pada divisi ini. DU 114-V9 merupakan satu-satunya tim yang berhasil
menyelesaikan tugas yang diberikan.
Divisi Senior Berkaki
Juara I : Phoenix –ER (Universitas Tarumanegara)
Total Score waktu: 65,24 secon
Juara II: The Power of Dream (ITB)
Total Score waktu : 1160,62 secon
Juara III: Tarantula 116 X2 (Universitas Komputer Indonesia, Bandung)
Total score waktu: 1168,37 secon
Divisi Expert Single
Juara I : Niru- 112 (Universitas Komputer Indonesia, Bandung)
Total tugas yang diselesaikan : 29 tugas
Total waktu : 551,73 secon
Juara II: Wall-E (Universitas Kristen Maranatha Bandung)
Total Tugas yang diselesaikan: 8 tugas
Total waktu : 468,53 secon
Juara III: Valient (Politenik Manufaktur Negeri Bandung)
Total Tugas yang diselesaikan: 1 tugas
Total waktu : 745,54 secon
Gebrakan HMTM
Menyadari hal itu Himpunan Mahasiswa Teknik Manufaktur (HMTM) Politeknik Manufaktur Negeri Bandung yang sempat “mati suri” pun berusaha bangkit kembali dengan membuat sebuah event bertajuk “Gebrakan HMTM”, gerakan ini juga digambarkan dengan ospek cara lain.Sebelum adanya gebrakan ini, HMTM sempat “ mati suri”, menurut Muchammad Rofiq Abdillah, selaku ketua pelaksana Gebrakan HMTM, “mati suri”nya HMTM diantaranya disebabkan oleh Ospek yang kurang mendidik,kurang sadarnya mahasiswa akan kegunaan organisasi untuk dirinya, belum adanya kebanggan mahasiswa dalam mengusung nama HMTM dan juga jadwal kampus yang agak berat, sehingga minat dan kemauan mahasiswa untuk menjalankan HMTM inipun dengan sendirinya berkurang. Dengan diadakannya gebrakan ini, diharapkan mahasiswa bisa lebih aktif lagi, dan mengubah pandangan-pandangannya terhadap kehidupan berorganisasi, seperti mencari nilai rpm, dan menentukan jenis-jenis pahat.
Acara-acara yang dilaksanakan dalam Gebrakan HMTM ini diantaranya Liga Mekanik, Liga Mekanik ini merupakan pertandingan Futsal antar kelas yang mana kompetisinya masih berlangsung hingga sekarang. Ada juga Excellence, yang merupakan pertandingan cerdas cermat antar kelas, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pun berkisar tentang Teknik Mekanik.
Ke depannya para pengurus HMTM berharap bahwa acara ini bisa terus berjalan, bisa lebih kreatif lagi mengadakan acara, dan tidak “mati suri” lagi. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Jurusan Teknik Manufaktur, Mohamad Fauzi “Jangan hanya gebrakannya hanya untuk sesaat saja, tetapi harus selalu ada gebrakan-gebrakan di tiap tahunnya”.
POLMAN BANDUNG JUARAI KRI REGIONAL II
Di babak grand final, nomaden kembali mendapat keberuntungan. Me_Cool (PNJ) yang melawan POLMAN Bandung di Final, tidak bisa melewati perebutan juara 1 dengan lancar. Robot otomatis PNJ tidak berhenti untuk menjemput robot pemukul gendang yang harusnya digotong bersama robot manual. Akhirnya, Nomaden berhasil mencuri kesempatan dengan sedikit mencapai hasil lebih baik dari PNJ. Nomaden telah berhasil menaikkan robot pemukul gendang, walaupun belum berhasil diangkat.
Sementara itu, Shiraru menempati posisi 3 setelah menundukkan Team Kujang POLBAN. Shiraru kembali menunjukkan taringnya pada perebutan juara 3 yang tidak berhasil diperlihatkan ketika melawan POLMAN Bandung di semifinal.
POLMAN Bandung, PNJ, dan UPI akhirnya mendapatkan tiket ke tingkat Nasional yang akan digelar di Universitas Gajah Mada (UGM) Jogjakarta, 6-7 Juni2009 mendatang.
Ratusan Supporter POLMAN Bandung Getarkan Balairung
Sepi, mungkin itu yang akan terasa di Balairung 10 Mei 2009 lalu tanpa kehadiran supporter POLMAN. Lebih dari 120 orang mahasiswa datang ke Balairung UI untuk memberi semangat team POLMAN. Supporter berseragam putih itu pun memutihkan tribun timur dan menggetarkan Balairung setiap kali team POLMAN tampil. Yel-yel tak henti-hentinya diteriakkan diiringi tabuhan tamtam dan botol minuman. Rupanya dukungan moril yang diberikan supporter sangat berkontribusi memberi semangat team dan menggoyahkan mental lawan. Melengkapi kerja keras team yang telah berjuang siang malam, menyiapkan robot terbaik POLMAN.
Kontes Robot Line Follower Galelobot 2009
Polman sendiri mengirimkan lima tim yang terdiri dari dua tim tingkat 1, satu tim tingkat 2, satu tim tingkat 3, dan satu tim campuran antara tingkat 1, 2, dan 3.
GALELOBOT merupakan kompetisi tahunan yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Fisika ITB. Lomba ini merupakan sebuah lomba adu cepat antar robot, dimana robot harus mengikuti jalur garis yang telah dibuat. Lomba ini dibagi dalam 2 kualifikasi, kualifikasi pertama untuk menyaring jumlah peserta, dan kualifikasi kedua untuk menentukan juara lomba. Lomba ini memperebutkan hadiah berupa uang tunai dengan total hadiah Rp.12 juta. Dalam acara ini juga akan diadakan seminar tentang perkembangan robot line follower dan juga Pameran yang menampilkan karya-karya terpilih dari mahasiswa di seluruh Indonesia di bidang robotika, juga akan diisi oleh perusahaan dan lembaga yang bergerak di bidang aplikasi teknologi control otomatis.
Krakatau Hoog Ven Industry Percayakan Proyeknya pada POLMAN
Mengapa PT KHI mempercayakan proyek ini kepada Polman? Direktur Polman yang juga menjabat sebagai komisaris dari PT KHI, mengajukan kepada PT. KHI bahwa Polman juga sanggup mengerjakan proyek tersebut. Perlu diketahui bahwa PT KHI juga memesan produk tersebut dari Cina. Menurut PT KHI, setelah dibandingkan produk buatan Cina tersebut dengan produk buatan Polman, ternyata produk Polman jauh lebih baik dari produk Cina. Bahkan mereka menilai bahwa produk Polman ini hampir sama kualitasnya dengan produk buatan Jerman.
Pada pengerjaannya, proses ini dilakukan dalam tiga tahap. Yaitu designing, mechanical process dan control system. Dan tim kerja pun tidak hanya dari pihak instruktur dan karyawan Polman, namun juga dari mahasiswa yang notabene belum begitu berpengalaman dalam menangani proyek besar seperti ini. Namun hal ini sebenarnya bertujuan untuk melatih mahasiswa-mahasiswa Polman, sehingga mereka memang berpengalaman dalam jam terbang di bidang industri. Hal ini sesuai dengan strategi akademik Polman yang menerapkan sistem PBE dan 3,2,1, yang bertujuan menghasilkan technopreneur yang siap terjun ke lapangan. Namun, tentu saja dalam melibatkan mahasiswa dalam proyek-proyek yang diterima Polman, mereka tidak dilepas begitu saja. Tetap saja para instruktur dan karyawan yang lebih berpengalaman juga terlibat di dalamnya, baik sebagai operator langsung maupun sebagai pembimbing.
Karena permintaan dari PT. KHI untuk menyelesaikan proyek tersebut dengan waktu yang sangat singkat, sehingga membuat semua yang terlibat dalam pembuatan mesin ini harus mengambil lembur. Bahkan mahasiswa dan PKL diajak mengikuti lembur untuk menyelesaikan proyek tersebut. Walaupun begitu mereka tidak pernah mengeluh, karena mungkin salah satu faktornya lembur yang mereka lakukan “dibayar” dengan harga yang cukup besar, selain ilmu yang didapat tentunya. Ambil contoh Bambang Ari Pradana, salah satu mahasiswa jurusan Otomasi Manufaktur, dengan mengikuti kegiatan lembur lebih dari 50 jam, walaupun lelah, ia mendapat “bayaran” yang cukup besar dan juga ilmu yang sangat berarti dalam kegiatan produksi.
Kendala-kendala yang dihadapi dalam pengerjaan proyek ini yaitu pengadaan barang yang sulit, waktu pengerjaan yang singkat, harga barang yang cukup tinggi, system control mesin dan teknologi pembuatan mesin ini banyak yang belum dipahami. Namun kendala paling utama dalam proyek ini yaitu pengadaan barang. Karena kendala-kendala tersebut, pengiriman barang yang seharusnya 27 Maret 2009, baru bisa dikirim jumat kemarin. Walaupun pengerjaan proyek di Polman sudah selesai dan produk sudah dikirim, namun proyek tersebut belum bisa dikatakan selesai karena di PT KHI masih harus menginstal mesin dan dilakukan beberapa kali uji coba hingga proyek benar-benar bisa dibilang selesai. Saat ini di Polman hanya melakukan dokumentasi dari pengerjaan proyek tersebut.
Dari proyek yang dikerjakan, didapatkan beberapa keuntungan yang pastinya dari segi Profit. Tapi dalam segi Benefit-nya juga didapat beberapa keuntungan yaitu menyerap teknologi dan costumer baru serta mahasiswa banyak belajar yang baru. Dari hal-hal yang didapat itu diharapkan untuk siap menerima proyek-proyek baru yang bisa bersaing dengan produk Cina.
MAHASISWA POLMAN BUTUH BERORGANISASI
Waktu bukan menjadi hambatan
Saat ini yang dijadikan alasan terbesar mengapa mahasiswa Polman kurang berorganissasi adalah terbatasnya waktu yang dimiliki mahasiswa untuk melakukan organisasi tersebut. Akan tetapi menurut Presiden Pejabat Operasional BEM, Rifky Hatta Ghany, hal itu tidak bisa dijadikan alasan, “Jam kuliah POLMAN dari jam 7 hingga jam 4, lalu apa yang dilakukan oleh mahasiswa setelah jam tersebut? Mungkin sebagian besar diam di rumah dan tidur. Bukankah akan lebih bijaksana jika kegiatan diam dan tidur tersebut kita ganti dengan berorganisasi di Polman?”. Begitu juga yang dikatakan oleh PDIII Polman, Dadan Heryada, menurutnya dengan kita berorganisasi di Polman kita bisa lebih mengatur waktu, karena waktu itu sendiri merupakan tantangan yang harus kita hadapi, bukan hindari, “Orang sukses lebih sedikit tidur daripada orang yang tidak sukses”, begitu tambahnya.
Bercontinue
Acara yang sekarang diselenggarakan sudah cukup bagus, gebrakan yang sudah dilakukan BEM pun sudah luar biasa dengan mengundang dua orang trainer nasional. Akan tetapi semua usaha ini akan sia-sia jika tidak dilakukan secara bercontinue. Artinya, agenda yang bertujuan membangkitkan hasrat mahasiswa untuk berorganisasipun jangan dilakukan sekali setahun, tetapi berseri, sehingga selalu ada follow up yang diberikan kepada mahasiswa, sehingga motivasi dari mahasiswapun tetap terjaga. Seperti diungkapkan Dede Sujana, selaku salah satu pemateri pada acara POIP ini, BEM pun sudah berencana untuk melakukan follow up dari POIP ini dengan mengevaluasi UKM dan HIMA tiap harinya. Sehingga UKM dan HIMA merasa diperhatikan dan diharapkan berimbas dengan kinerja yang aktif dari UKM dan HIMA.
PROFILE UKM JURASICMAN (UKM PERS POLMAN BANDUNG)
POIP 2009, MENGAJAK MAHASISWA MELATIH SOFTSKILL LEWAT ORGANISASI
“Organisasi merupakan salah satu sarana bagi kampus agar dikenal oleh masyarakat secara luas", begitulah salah satu pernyataan yang dilontarkan dalam kata sambutan oleh Presiden Pejabat Operasional Badan Eksekutif Mahasiswa pada acara Pelatihan Organisasi Intern Polman yang diadakan pada hari sabtu kemarin. Pelatihan keorganisasian yang diadakan oleh BEM Polman ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran bagi mahasiswa Polman untuk berorganisasi. Seperti yang kita ketahui bahwa mahasiswa di polman sangat minim sekali dalam memberikan atensi pada kegiatan ekstrakurikuler yang menyebabkan kurangnya softskill pada lulusan Polman ini sendiri.
"Dilihat dari sisi profesi, lulusan polman memang memiliki kelebihan. Namun, dari sisi softskill dan organisasi masih kurang. Sehingga lulusan Polman lebih cenderung tidak bisa bersosialisasi dan kurang peduli terhadap lingkungan. Dan lagi, kebanyakan lulusan Polman kurang bisa menerima pendapat orang lain, dan lebih condong ingin menerapkan pikiran sendiri”, begitulah tanggapan dari Pembantu Direktur III, Dadan Heryada, dalam memberikan sambutan pada acara ini.
"Kebahagiaan juga bagi saya karena BEM telah mengadakan acara ini. Dan juga acara ini sesuai dengan harapan Dirjen Dikti, yaitu menjadikan perguruan tinggi yang memiliki lulusan yang bisa menerapkan pengetahuan di masyarakat, baik secara akademis maupun
profesional. Dan harapan saya, nanti akan muncul pemimpin-pemimpin dari lulusan kita." tambah beliau.
Kegiatan pelatihan yang diadakan di Auditorium Gedung Rinekamaya Polman ini diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran dan dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Pelaksana, PJS BEM hingga Pudir III. Kemudian diisi oleh pemateri-pemateri pelatihan keorganisasian, yang salah satunya adalah Dede Sujana dengan materi 'Manajemen Administrasi". Pada kesempatan ini, beliau menyampaikan bahwa untuk membentuk sebuah organisasi yang paling penting adalah anggota, struktur keorganisasian, program kerja jangka panjang, dan juga kesadaran dari anggota itu sendiri, serta adanya seorang pembina atau pembimbing sangat mempengaruhi organisasi tersebut.
Kemudian dilanjutkan oleh pemateri undangan yang merupakan pembicara tingkat nasional, yaitu Andri Maadsa, dengan materi "Manajemen Organisasi". Beliau juga menyampaikan bahwa untuk membuat kita nyaman berorganisasi, kita perlu melatih otak motivasi kita (otak kecil). “Jika berpikir bahwa berorganisasi tidak bermanfaat, lebih baik tidak berorganisasi. Jika ingin berorganisasi belum mendapatkan bayangan atau impian untuk mengikutinya, lebih baik jangan.”, ujar Andri.
Dan pembicara terakhir adalah Anas Malik Nasrullah, S.IP, yang membawakan materi "Motivasi Berorganisasi". “Kebanyakan pemimpin perusahaan di Indonesia adalah orang-orang yang berasal dari luar negri. Inilah bukti bahwa kurangnya pengalaman dan ilmu masyarakat Indonesia dalam berkomunikasi global, dan kurangnya softskill yang salah satunya bisa dilatih dalam organisasi”, kata Anas.
Acara ini juga ditanggapi positif oleh mahasiswa polman karena acara ini juga diadakan satu kali dalam setahun. Ini terbukti dengan jumlah peserta yang hadir mencapai 80% dari jumlah peserta yang ditargetkan. Dan juga banyaknya peserta yang menanggapi